Rabu, 04 Januari 2017

Sayang Ayah? Berhijab!

Ayah Maafkan Aku,
Aku telah Memperberat Hisabmu Di Akhirat.
Ayah, Maafkan Aku.
Aku telah memperberat hisabmu di akhirat.
Padahal aku tau bahwa setiap pemimpin akan di mintai pertanggung jawaban.
Kau adalah pemimpin keluarga, sedangkan aku masih saja berbuat dosa serta tak taat padamu dan ibunda`…
Ayah maafkan aku, telah membuatmu berat menjawab jika Allah bertanya, “Wahai hambaku, bagaimana kabar anakmu.
Mengapa dia (anakmu) tidak taat kepadaKu?
”Ayah, aku sungguh minta maaf. Karena aku berkata mencintaimu. Tapi aku tak menghiraukan hisabmu nanti di akhirat.
Padahal kau telah susah payah membesarkanku.
Dan kau susah payahmencari nafkah untukku.
Sedangkan aku masih saja terlena oleh maksiat kepadaNya.
Sungguh terlalu hati ini.
Hati seorang anak yang tak peduli terhadap nasib ayahnya di akhirat.
Saat Allah perintahkan menutup aurat, kenapa diri ini malah enggan?Saat Allah perintahkan untuk sholat, kenapa diri ini masih malas-malasan?Dan saat Allah melarang pacaran, mengapa diri ini malah menentang?Kita terlena oleh nafsu syaitan, sedangkan kelak ayah kita tertatih dalam hisab yang Allah tetapkan.
Kita tertawa bersama kelalaian dunia, sedangkan ayah kita mungkin menangis sebab kita belum bertaqwa.
Ya Allah, kekalkan hidayahmu kedalam hati hamba.
Jadikan ia pelita dalam gelapnya nafsu syaitan.
Dan jadikan ia payung dalam hujannya fitnah dunia yang hina ini.
Ayah, semoga aku dapat menjadi penyejukmu di akhirat kelak.
Dan maaf ayah, jika selama ini aku telah memberatkan hisabmu di akhirat nanti.
.
.
Kontribusi oleh @hijrahku22

RESPIRASI SEL DI MITOKONDRIA

방탄소년단 -_- 박지민
 
Salah satu fungsi utama dalam mitokondria sel adalah respirasi selular. Respirasi sel merupakan proses kimia melepaskan energi yang tersimpan dalam glukosa. Energi yang digunakan dalam pemecahan glukosa disediakan oleh molekul ATP. Dan molekul ATP diproduksi oleh sel ini organel. Seluruh proses respirasi selular aerobik adalah 3 langkah. Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1.       Glikolisis
Tahap pertama dari respirasi seluler adalah glikolisis. Glikolisis adalah pemisahan, atau lisis glukosa. Glikolisis mengubah glukosa 6 karbon menjadi dua molekul piruvat 3-karbon. Proses ini terjadi dalam sitoplasma sel, dan itu terjadi dengan adanya atau tidak adanya oksigen. Selama glikolisis sejumlah kecil NADH dibuat dengan dua ATP. NADH sementara memegang energi, yang akan digunakan dalam tahap tiga.
2.      Siklus Krebs
Di hadapan oksigen, di bawah kondisi aerobik, piruvat memasuki mitokondria untuk melanjutkan ke dalam siklus Krebs. Tahap kedua respirasi seluler adalah transfer energi dalam piruvat, merupakan energi yang awalnya glukosa, menjadi dua pembawa energi, NADH dan FADH 2. Sejumlah kecil ATP juga dibuat selama proses ini. Proses ini terjadi dalam siklus terus menerus, dinamai sesuai penemunya, Hans Krebs. Siklus Krebs menggunakan molekul 2-karbon (asetil-CoA) yang berasal dari piruvat dan menghasilkan karbon dioksida.
3.      Rantai Transport Elektron
Tahap ketiga respirasi seluler adalah penggunaan NADH dan FADH 2 untuk menghasilkan ATP. Hal ini terjadi dalam dua bagian. Pertama, NADH dan FADH 2 memasukkan rantai transpor elektron, di mana energi mereka digunakan untuk memompa, dengan transpor aktif, proton (H +) dari tilakoid tersebut. Ini menetapkan gradien proton melintasi membran tilakoid. Proton ini kemudian mengalir kembali ke dalam tilakoid dengan difusi difasilitasi. Selama proses ini, ATP dibuat dengan menambahkan fosfat anorganik ke ADP. Untuk setiap glukosa yang dimulai respirasi sel, dengan adanya oksigen (kondisi aerob), 36-38 ATP yang dihasilkan.

방탄소년단 -_- 박지민

Kamis, 26 November 2015

Kesedihan hanya teruntuk yang di tiggal

SIAPA YANG BISA MENAHAN AIR MATA SAAT BACA KISAH INI???

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan seorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil.

Begitulah yang kurasakan, karena selama ini aku merasa bahwa aku telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anakku, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anakku.

Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anakku masih tertidur. Ohhh aku harus menyediakan makan untuknya.

Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anakku yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.

Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, aku langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam.

Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan….. di sanalah sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!

Oh…Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anakku yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:

“Ayah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya . Karena aku takut mie’nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainanku, aku minta maaf,ayah … “

Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku, tetapi, aku tidak ingin anakku melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangisku. Setelah beberapa lama, aku hampiri anakku, kupeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.

Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibu yang dikasihinya.

Siapa Yang Bisa Nahan Air Mata, Jika Baca Kisah Berikut ini
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, aku mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.

Namun, belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal. Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, “Aku minta maaf, ayah“.

Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.

Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahuku, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis,aku yakin , jika istriku masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!

Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.

Mereka menelponku dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anakku telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun aku sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anakku lagi, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena aku merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : “Maaf, ayah”. Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.

Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah aku mendorong anakku ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk ibu…..”. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. …. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?” Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus”. Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan.

Aku bilang pada anakku, “Nak, ibu sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk ibu, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aku berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi…. aku jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.

Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur ‘ibu sayang’, Aku sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara ‘Pertunjukan Bakat’ di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi aku tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.

Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencariku, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.

Ibu, setiap hari aku melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Aku pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua. Tapi bu, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah ibu muncul dalam mimpiku sehingga aku dapat melihat wajahmu dan ingat kamu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi ibu, mengapa engkau tak pernah muncul ?

Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena aku tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku

LIKE & SHARE JIKA STATUS INI ANDA RASA BERMANFAAT
Copas Dari Blog lain...

Kamis, 04 Juni 2015

Biarlah, Waktu Itu Berlalu



Disini, masih di tempat yang sama
Sejak beberapa tahun yang lalu
Begitu banyak kenangan yang telah ku ukir disini
Tentang perjalanan hidupku

Berawal dari sebuah rasa penasaran hingga berujung dengan rasa suka cita
Masih hangat perbincangan kita saat itu tentang cita-cita kita di masa yang akan datang
Ingin rasanya kuhentikan waktu saat itu
Agar kebahagiaan itu tidak pernah berlalu

Tak sanggup rasanya jika harus meninggalkan tempat ini
Yang dipenuhi dengan suasana persaudaraan yang begitu erat
Begitu juga dengan ciri khasnya “Kitab Kuning”
Yang mungkin tak pernah lagi ku dapat saat aku beranjak pergi

Namun, dapatkah waktu itu berhenti dan mengerti kita?
Yang ia tahu hanyalah berdetak, berlalu dan tak pernah peduli
Ia tak pernah menginginkan kita untuk mengerti
Karena itulah faktanya, suka maupun tidak suka ia akan tetap berlalu

Namun, hari ini telah ku dapat lagi hal yang baru
Dengan suasana persaudaraan yang hampir serupa dengan pondokku
Yaah, itulah organisasi yang sedang ku jalani saat ini
Tapi entah bagaimana awalnya saat itu ku putuskan untuk bergabung

Namun, yang ku tahu ia membuatku kagum
Dan juga ada rasa penasaran dan tertarik
Untuk aku mengenalnya dan menjadi bagian di dalamnya
Dan saat itulah ku pikir untuk bergabuung dengan mereka

Teruntuk Sepasang Insan Nan Istimewa

Tatkala hati merasakan sakit akan rindu
Karena berada jauh dari mereka yang Kita sayangi
Inginku untuk meraung melepas sedih
Namun, tak ada yang mendengar
Karena, ku meneriakkannya hanya dalam hati

Sakitku saat megingat kenangan yang pernah kulukis dengannya
Rinduku akan nasehatnya yang bijak dan islami
Dan juga saat pelukannya yang menghangatkan dan melepas segala gundaku
Tahukah Kalian? Tak lain mereka adalah Ayah dan Ibundaku

Begitu banyak kata syukur yang tak mampu ku ungkapkan
Karena ku terlahir diantara mereka
Seorang Ayah dan Ibu yang tak pernah letih menasehati Anak-anaknya
Agar tidak bosan mencari bekal Akhirat, namun tidak lupa pula pada dunia

Ayah, Ibu
Ucapan maafku karena belum mampu
Memberikan sebuah keubahagiaan ntuk kalian
Dan juga ucapan terima kasihku karena telah mengenalkanku
Pada lingkungan yang Islami untukku belajar dari kecil

Ayah, Ibu
Izinkanku agar suatu saat
Dapat ku persembahkan sebuah gelar “Kesuksesan”
Untuk kalian yang tak pernah lupa,
Lupa akan namaku di dalam setiap doa-doa kalian.